Pembahasan mengenai naiknya bahan bakar pertalite, kini viral di media sosial. Bagaimana tidak? Bahan bakar pertalite ini sangat dibutuhkan orang masyarakat menengah kebawah, karena memiliki harga paling murah dibandingkan bahan bakar lain.
Baca Juga : Ini Dia, Ide Bisnis Untuk Memperingati 17 Agustusan
Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite ini dikabarkan akan naik menjadi Rp. 10.000 per liter atau naik sebesar Rp. 2.350 dari harga saat ini Rp. 7.650 per liter. Hal Ini mengingat pemerintah yang tidak berdaya untuk menambah subsidi, akibat dana yang digelontarkan begitu banyak.
Dilansir dari CNBC Indonesia, saat ini kuota pertalite dan solar subside sudah sangat terbatas. Sampai Juli 2022, konsumsi Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sudah mencapai 16,8 juta kilo liter (KL). Sehingga, kuota hingga akhir tahun hanya tinggal 6,2 juta kilo liter dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta kilo liter.
Selain itu, BBM Solar Subsidi yang merupakan Jenis BBM Tertentu (JBT), konsumsinya sudah mencapai 9,9 kilo liter dari kuota yang disediakan adalah 14,91 juta kilo liter atau hanya tersisa 5,01 juta kilo liter saja hingga akhir tahun.
Jika kuota bahan bakar ini ditambah, pemerintah harus menambah dana subsidi untuk pertalite dan juga solar subsidi. Pada tahun 2022 saja, pemerintah akan mengeluarkan dana subsidi senilai Rp. 502,4 triliun.
Naiknya harga bahan bakar ini pastinya akan berdampak pada harga lain, salah satunya bahan pokok. Karena biaya operasional yang membengkak akibat harga bahan bakar subsidi yang meningkat.
Semoga pemerintah kita dapat memberikan solusi terbaiknya, sehingga tidak terlalu memberatkan rakyat. Semoga bermanfaat!